Senin, 25 Agustus 2008

Siapakah Orang Itu?

Sopian Muhammad

Dalam menjalani kehidupan ini, kita seringkali dihadapkan pada berbagai pertanyaan yang cenderung berkutat pada masalah keduniawian. Akibatnya, perhatian untuk merenungkan berbagai pertanyaan yang sifatnya menyangkut makna atau hakikat kehidupan malah terabaikan bahkan terlupakan.
Pertanyaan seperti apakah yang berkenaan dengan makna atau hakikat kehidupan itu? Kemudian, bagaimana cara menyikapinya?
Di bawah ini ada 4 pertanyaan yang dapat direnungkan dan disikapi secara tepat karena hal itu terkait erat dengan memaknai hidup ini.

1. Siapakah orang yang kaya itu?
Orang kaya selalu diidentikan dengan memiliki harta yang berlimpah ruah. Padahal identifikasi itu tidaklah sepenuhnya benar. Karena sesungguhnya, orang kaya (yang sejati) adalah orang yang merasa cukup sehingga ia mampu bersyukur dengan apa yang ada dan tidak lupa terhadap kenikmatan dunia yang sementara. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Saw: “Bukanlah orang yang kaya itu yang banyak hartanya, tetapi orang kaya adalah orang yang kaya hatinya.” (HR Syaikhain dari Abu Hurairah)
Bagaimana dengan orang miskin?
Orang miskin juga selalu dinisbatkan kepada orang yang tidak memiliki harta kekayaan atau hidupnya dalam kemelaratan. Padahal ternyata tidaklah demikian. Sebab orang yang miskin itu pada hakikatnya merupakan orang yang selalu merasa tidak pernah cukup dengan kekayaannya atau nikmat yang diberikan kepadanya. Dia menjadi miskin karena dirinya tidak bisa bersyukur terhadap karunia yang diterimanya.

2.Siapakah orang yang paling merugi?
Dalam tinjauan duniawi, orang yang paling merugi adalah orang yang tidak mampu memanfaatkan kesempatan sebaik mungkin dalam meraih berbagai urusan keduniawian. Padahal, orang yang merugi itu adalah orang yang tidak mampu memanfaatkan waktu hidupnya untuk melakukan berbagai amal saleh, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. Hal ini seperti ditegaskan dalam firman Allah Swt:
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling menasehati supaya menaati kebenaran dan saling menasehati supaya tetap dalam kesabaran.” (Al Ashr : 1-3)

3. Siapakah orang yang tertipu itu?
Orang yang tertipu, sebenarnya bukan sekadar orang yang berhasil diperdayai orang lain. Melainkan pada dasarnya yaitu orang yang menjadikan dunia ini sebagai tujuan hidup sehingga ia cenderung bersenang-senang di dalamnya.
“Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman...”(QS.Al Baqarah : 212)
“Kalian telah terlena oleh melimpahnya kesenangan, sehingga tibalah saatnya kalian di tepi jurang.” (At Takatsur : 1-2)
“Kehidupan dunia itu hanyalah kesenangan yang memperdaya.” (Al Hadid:20)
“Kehidupan ini hanyalah tipu daya dan permainan.” (Al An’am : 32)

4. Siapakah orang yang keliru dalam ber-Islam?
Orang yang keliru dalam ber-Islam (memeluk adalah Islam) yaitu orang yang tidak meyakini dan konsekuen dalam mengamalkan ajaran agamanya. Padahal Islam adalah agama yang sempurna. Satu-satunya agama yang diridlai Allah Swt.
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu dan telah Aku ciptakan nikmatKu atasmu dan Aku rela bahwa Islam menjadi agamanu.” (Al Maidah : 3)
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam maka tidak akan diterima daripadanya, dan di akhirat ia termasuk orang-orang yang merugi.” (Ali Imran : 85)

Tidak ada komentar: