Selasa, 29 Juli 2008

Ketika Gairah Seks Suami/Istri Menurun Menurun/Hilang

Sopian Muhammad



Menurut Dr. Hendrawan Nadisul dalam Ketika Gairah Pupus (SuMer Online), dorongan seksual pria dan wanita pada dasarnya sebanding atau sama-sama kuat. Anggapan kalau dorongan seksual pria lebih kuat dari wanita, adalah tidak benar. Perbedaannya terletak pada cara mengekspresikannya.

Hendrawan menuliskan, berbagai faktor yang mempengaruhi dorongan seksual setiap orang diantaranya adalah faktor hormon seks, psikis, keadaan kesehatan tubuh, dan pengalaman seksual sebelumnya. Bila semua faktor itu mendukung, maka dorongan seksual akan berfungsi, akan tetap bertahan, bahkan mungkin akan semakin membaik. Sebaliknya menurut dia, bila faktor-faktor tersebut tidak mendukung, maka dorongan seksual akan menurun dan bahkan lenyap sama sekali.

Dia mencontohkan, seorang suami yang merasa kehilangan gairah seksual kepada sang istri, tapi normal dan cenderung bergairah bila dengan wanita lain. Penyebabnya mungkin karena hambatan psikis pria tersebut, atau ia merasa kecewa, atau bahkan merasa jemu dengan istrinya itu. Sedangkan wanita yang mengeluh kehilangan gairah seksualnya, dan merasa tidak senang lagi didekati oleh suaminya, bisa jadi penyebabnya karena ia sama sekali belum pernah mencapai orgasme dengan suami.

Dalam tulisannya itu Hendrawan menjelaskan bahwa, masalah gagal orgasme, bukan satu hal yang aneh lagi bagi wanita. Bahkan untuk wanita yang sudah lama menikah sekalipun. Di sisi lain pihak laki-laki tidak ada yang mengeluh atau sangat sedikit sekali gagal mencapai orgasme. Akibat dari perbedaan ini, makin lama makin menimbulkan akibat yang lebih jauh lagi, yaitu turun atau hilangnya gairah seksual antara pria dan wanita. Maka, menurut Hendrawan, tidak aneh kalau kemudian wanita lebih merasakan hilangnya gairah seksual itu ketimbang pria.

Berikut berbagai faktor penyebab turun atau hilangnya gairah seksual sebagaimana diintisarikan dari artikel tersebut :
• Penyakit yang menimbulkan gangguan hormon membuat gairah seks menurun karena gairah seksual ditimbulkan dan dipertahankan oleh hormon testosteron, dan bila hormon tersebut tertekan, maka akan mengakibatkan hambatan pada gairah seksual.
• Berbagai penyakit yang seringkali terjadi seperti penyakit hati dan ginjal yang sudah menahun, penyakit jantung kongestif, TBC, paru-paru, kelenjar gondok, kurang darah, gangguan penyerapan makanan, kadar gula dalam darah yang rendah, kadar kalium yang rendah, radang kelenjar prostat, kadang-kadang merupakan berbagai keluhan atau penyakit yang menurunkan gairah seksual.
• Penggunaan hormon estrogen oleh pria, dan mengkonsumsi alkohol, pemakaian obat tekanan darah tinggi yang berlebihan, obat anti alergi (antihistamin) dan marijuana, juga dapat menimbulkan gangguan seksual.
• Khusus faktor psikoseksual, seperti jemu, sikap bermusuhan, rasa tidak percaya, kurangnya daya tarik fisik pasangan, pada akhirnya pun dapat menurunkan dan melenyapkan gairah seksual seseorang, tapi tentu tidak demikian terhadap orang lain. Ini berarti, bila gairah seksual lenyap pada sang istri atau pada suami, akan tetapi tetap kuat bila berhadapan dengan orang lain. ini hampir dipastikan penyebabnya adalah faktor psikoseksual.

Tidak sedikit suami ataupun istri mengalami turun bahkan hilangnya gairah seks. Jika kondisi ini terjadi pada salah satu diantara mereka, pasangannya akan merasa kecewa sehingga dapat mempengaruhi ketidakharmonisan dalam perkawinan.

Suami atau istri yang mengalami persoalan gairah seks seperti itu, harus memiliki keinginan untuk memulihkannya. Bersikaplah terbuka kepada pasangan dan pasangannya pun diharapkan bisa memaklumi kondisi yang dialami suami atau istrinya tadi. Jangan merendahkannya tapi berilah dorongan positif lalu bersama-sama mengupayakan agar masalah gairah seks yang dihadapi bisa segera diatasi.

Tidak ada komentar: