Senin, 25 Agustus 2008

Demi Waktu

Sopian Muhammad

Masa lalu bukanlah pergeseran waktu yang tiada arti dan ber¬lalu begitu saja. Sebab masa lalu akan menjadi saksi ketika kita memasuki kehidupan yang baru (di akhirat). Dengan de¬mi¬kian, kehidupan kita saat ini akan menjadi masa lalu, dan masa lalu ini (waktu) akan menjadi saksi kita di akhirat kelak.
Dia (waktu) akan bersaksi atas segala perbuatan kita se¬la¬ma di dunia. Karena itu, manfaatkanlah waktu yang tersisa ini dengan banyak beramal shalih agar di akhirat sang waktu mem¬¬beri kesaksian tentang amal-amal shalih yang kita per¬buat. Jika tidak, sang waktu akan mendakwa kita, dengan dak¬wa¬an yang menyebabkan kita menjadi penghuni neraka.
“Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam, dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia mengatakan: ‘Alangkah baiknya ki-ranya aku dahulu mengerjakan (amal salih) untuk hidupku ini.” (Al Fajr : 23-24)

Pentingnya Memanfaatkan Waktu
Ibnu Abid Dunya meriwayatkan dengan isnadnya dari Mu¬jahid, ia mengatakan, “Tak satu pun hari kecuali menga¬ta¬kan, ‘Wahai anak Adam, hari ini aku telah masuk ke dalam kehidupanmu dan tidak akan kembali kepada kehidupanmu se¬telah hari ini. Maka lihatlah apa yang telah engkau lakukan pa¬da diriku.’ Jika hari itu telah habis masa berlakunya maka ia akan melipatnya, kemudian menguncinya sampai akhirnya, nan¬ti Allah membuka kunci itu pada hari Kiamat. Pada saat ter¬akhir masa tugasnya, hari akan berkata, ‘Alhamdulillah aku telah diistirahatkan dari kehidupan dunia dan para peng¬hu¬ninya’.”
Dari riwayat lain Hasan Al Bashry menandaskan, “Tak sa¬tupun hari kecuali berkata, ‘Wahai umat manusia, sesung¬guh¬nya aku adalah hari baru dan sesungguhnya pula aku me¬nyak-sikan segala apa yang terjadi padaku. Dan sesungguhnya jika matahari telah terbenam, maka aku tidak akan kembali ke¬pada kalian hingga hari Kiamat kelak.”
Kedua riwayat tersebut pada intinya mengingatkan pen¬tingnya memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Yaitu meng¬isi¬nya dengan memperbanyak amal ibadah. Jika tidak, maka kita termasuk orang-orang yang rugi. Bahkan begitu pen¬tingnya me¬manfaatkan waktu, Allah pun bersumpah seba¬gaimana di¬te¬gaskan dalam firmanNya :
“Demi waktu. Sesungguhnya manusia itu benar-benar be¬r¬ada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (Al Ashr : 1-3)
Masih berkenaan dengan waktu, menurut Hasan al Bas¬hri, dunia ini – jika engkau merenungkannya – hanya tiga ha¬ri: 1) hari kemarin; yang tidak bisa kau harapkan kembali; 2) hari ini; yang mesti engkau manfaatkan kesempatannya; 3) hari esok; yang belum tentu engkau pemiliknya.
Al Bashri melanjutkan bahwa: hari kemarin adalah hakim pembimbing (mengandung hikmah dan pelajaran bagi orang yang mawas diri); hari ini adalah teman yang akan segera pa¬mit; hari kemarin meskipun telah membuatmu menderita, ia menyisakan hikmah di hadapanmu. Tapi jika engkau telah men¬¬campakannya, ia telah jauh menghilang darimu, lekas per¬gi dari dirimu. Demikian juga esok hari, ia meletakkan hara¬pan-harapannya di hadapanmu. Maka ambilah melalui tinda¬kan yang dapat dipercaya, tinggalkanlah angan-angan yang menipu sebelum lepas ajal.
Memanfaatkan waktu terkait dengan manajemen waktu. Tidak saja mengatur waktu antara hubungan kita kepada Allah (habluminallah) tetapi juga hubungan dengan keluarga dan masyarakat (habluminannas). Di samping itu, pemanfaatan wak¬¬tu berdampak pada pembentukan kedisiplinan pribadi, ke¬teraturan hidup, serta sikap atau perilaku yang berorientasi pa¬da optimalisasi kuantitas dan kualitas bekerja dan beri¬badah.

Kerugian Bagi yang Menyia-nyiakan Waktu
Jangankan di akhirat, di dunia saja, kita sudah bisa me¬ra¬sakan berbagai pengaruh merugikan karena tidak meng¬op¬ti¬malkan waktu dengan berbagai kegiatan yang positif. Se-dangkan di akhirat, siksa neraka menanti mereka yang me¬nyi¬a-nyiakan waktu. Yaitu orang-orang yang selama hidupnya di dunia tidak memperbanyak ibadah, melainkan meng¬gan¬drungi segala yang dilarangNya.
Sungguh tiada guna rasa sesal, ketika di akhirat kelak Allah memiperlihatkan kepada kita tentang banyaknya waktu yang kita sia-siakan dalam hidup ini. Bahkan di sana, orang-orang kafir pun menunjukan penyesalannya yang tiada tara atas pengingkaran mereka terhadap segala ketentuan Allah dan menyia-nyiakan waktu yang diberikan kepada mereka se¬la¬ma di dunia.
“Dan alangkah ngerinya, jika sekiranya kamu melihat ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata); ‘Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal salih. Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin.” (As Sadjidah : 12) (Spn)

Tidak ada komentar: